Jumat, 09 Desember 2011

6 Hewan Langka Dari Indonesia Yang Mirip dengan Hewan Mitologi

Hewan mitologi atau hewan legenda yang biasanya hanya kita dengar dari dongeng-dongeng ternyata ada di Indonesia setidaknya mirip dengan hewan mitologi yang dimaksud. Mau tahu hewan atau binatang apa saja itu?.. Berikut saya akan memuat list hewan Indonesia yang mirip dengan hewan mitologi:

1. Burung Cendrawasih dengan Burung Phoenix



Burung Cendrawasih yang bisa ditemukan di Papua, Indonesia ini sering dijuluki dengan bird of paradise atau phoenix bird. Burung ini memang memiliki bentuk dan warnanya yang unik sekilas mirip dengan hewan mitologi Phoenix. Tentu saja bulu-bulu Cendrawasih bukan dari api seperti Phoenix. Walaupun begitu Cendrawasih adalah burung yang sangat indah bentuknya. Burung ini dikenal karena bulu yang sangat memanjang dengan warna merah atau kuning yang indah.

* Phoenix dalam mitologi dari Mesir kuno adalah burung api keramat. Phoenix membakar dirinya sendiri oleh api dan dilahirkan kembali dari api. Biasanya digambarkan mempunyai bulu emas dan merah.

2. Komodo dengan Naga

Pada awal abad 19 di Eropa tersiar kabar tentang adanya naga raksasa yang hidup di kepulauan Indonesia. Para pelaut militer Belanda waktu itu pernah memberi laporan bahwa makhluk tersebut kemungkinan berukuran sampai tujuh meter panjangnya, dengan tubuh raksasa dan mulut yang senantiasa menyemburkan api. Kolonial Belanda kemudian mengirim satu regu tentara terlatih, dan mendarat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Ternyata mereka menemukan Komodo. Komodo mirip naga-naga pada lukisan zaman abad pertengahan. Hal yang membedakan Komodo dari naga, ialah Komodo tidak menyemburkan lidah api.

*Dragon atau naga adalah hewan dengan ukuran yang besar. Mereka berbentuk reptil dan nafasnya dapat menyemburkan api.

3. Tarsier dengan Gremlin



Di pulau Sulawesi, ditemukan suatu tarsier kerdil yang masih hidup, salah satu primata yang paling langka dan paling kecil di dunia. Binatang ini memiliki mata dan telinga besar yang mirip dengan binatang Gremlin. Pygmy tarsier berukuran kecil dengan bobot hanya 50 gram. Hewan ini hidup di atas pohon dan banyak melakukan aktivitasnya di malam hari.

* Gremlin adalah tokoh monster bertubuh kecil dan berwarna hijau. Gremlin sangat mengganggu dan mengkonsumsi energi listrik. Menurut dongeng orang-orang Inggris, Gremlin suka merusak mesin pesawat.

4. Dugong dengan Duyung



Pernah dengar cerita pelaut yang pernah melihat duyung?.. Kemungkinan duyung itu adalah mamalia air yang dikenal sebagai dugong. Mamalia ini bisa ditemukan di perairan dangkal perairan Indonesia terutama kawasan timur. Dugong ini memang tidak memiliki badan manusia. Dugong adalah mamalia laut pemakan tumbuhan.
* Puteri duyung adalah makhluk air yang memiliki kepala dan tubuh layaknya seorang perempuan dan ekor menyerupai ikan.

5. Badak bercula satu dengan Unicorn



Marcopolo pada abad 13 dalam tulisannya pernah melihat Unicorn berwarna hitam di kepulauan Indonesia. Ternyata yang ditemukan Marco Polo itu bukannya unicorn, melainkan badak. Di Ujung Kulon terdapat Badak bercula satu seperti halnya Unicorn yang memiliki satu tanduk di kepalanya. Badak Jawa merupakan binatang terbesar di Jawa. Beratnya bisa mencapai 1,5 ton.

* Unicorn merupakan kuda dengan tanduk yang panjang di kepalanya.

6. Bekantan dengan Tengu



Orang-orang Jepang yang melihat Bekantan menyebutkan bahwa hewan ini mirip dengan tengu, makhluk mitologi yang dikenal di Jepang. Kera Bekantan merupakan kera yang memiliki hidung yang panjang berbeda dengan kera pada umumnya. Karena Hidung panjangnya ini, orang Jepang menyebutnya sebagai monyet Tengu. Bedanya Bekantan tidak memiliki sayap seperti Tengu. Bekantan bisa ditemukan di Pulau Kalimantan.
*Tengu adalah makhluk mitologi Jepang. Tengu memiliki wajah merah dan hidung yang luar biasa panjang. Tengu juga memiliki sepasang sayap, serta kuku kaki dan tangan yang sangat panjang.

Hewan-hewan Indonesia yang disebutkan tadi memang bukanlah hewan mitologi, mereka benar-benar ada tetapi hewan-hewan tersebut kini terancam kepunahan. Kalau mereka punah, mereka akan benar-benar menjadi hewan mitologi yang hanya akan jadi dongengan untuk anak cucu kita di masa depan. Kita bangsa Indonesia wajib menjaganya dari kepunahan.

Kamis, 08 Desember 2011

Apollo dan Daphne


Apollo_Belvedere
Apollo Belvedere
Inilah nukilan pertama dari buku The Myth of Mithology, Apollo dan Daphne, kisah cinta yang menyedihkan karena ulah Si Jahat Cupid.
Daphne adalah cinta pertama Apollo. Apollo jatuh cinta bukan tidak disengaja, tetapi sengaja dibuat secara kejam oleh Cupid, Putra Venus. Apollo melihat seorang anak yang bermain dengan busur dan panah; dan karena Apollo masih mabuk kepayang atas kemenangannya atas Python, dia berkata kepadanya, “Apa yang kau lakukan dengan senjata perang, saucy boy? Berikan kepada mereka yang pantas. Lihatlah aku yang telah mengalahkan ular raksasa yang badannya telah meracuni banyak dataran!”
cupid1Putra Venus mendengar kata-kata Apollo dan membalas, “Apollo, panahmu sanggup menhancurkan semua yang ada di bumi, tetapi panahku dapat menghancurkan dirimu.” Sambil bicara dia berdiri di atas batu Parnassus, dan diambilnya dua anak panah yang berbeda, panah pertama terbuat dari emas dengan ujung yang tajam yang dapat membuat seseorang jatuh cinta dan yang satu lagi ujungnya berbentuk panah tumpul yang terbuat dari timah yang dapat membuat orang membenci orang yang mencintainya.
Panah dengan panah timah dipanahkan ke Daphne, putri dari dewa sungai Peneus, dan dengan panah emas untuk Apollo, tepat di hatinya.
Daphne bermuka cantik, banyak laki-laki yang datang melamar tetapi dia mencampakkan semua harapan mereka. Ayah Daphne sering berkata bahwa Daphne berhutang kepadanya seorang menantu dan cucu. Tetapi Daphne membenci pernikahan dan memandangnya sebagai kejahatan. Daphne meminta ayahnya untuk mengabulkan permintaannya supaya seumur hidupnya dia tidak menikah. Ayahanya memberi ijin tetapi berkata, “Wajahmu yang cantik akan menginkarinya.”
apollo_dApollo sangat mencintainya dan tergila-gila. Apollo melihat rambut Daphne tergerai tidak teratur di bahu putihnya, dan berkata, “Jika yang tidak teratur saja begitu menggoda, apalagi yang telah ditata?” Dia melihat matanya seperti bintang; dia melihat bibirnya, dan tidak puas dengan hanya melihat mereka. Apollo terkagum-kagum dengan tangan dan lengan yang telajang sampai bahu, dan membanyangkan apa yang tersembunyi dibalik sutra pasti lebih indah.
Apollo lari mendekat; Daphne lari menjauh selembut angin semilir ketika melihat bayangan Apollo. “Tunggu,” kata Apollo, “putri dari Peneus; Aku bukan seorang penjahat. Jangan takut daku seperti domba takut serigala, atau merpati kepada elang. Demi cinta aku mengejar kau. Kau membuatku menderita, takut kau jatuh dan menyakiti dirimu, dan aku lah yang harus disalahkan. Berlarilah lebih lambat dan aku akan mengikutimu dengan lambat. Aku bukan badut, bukan juga petani kasar. Jupiter ayahku, dan aku adalah tuan dari Delphos dan Tenedos, dan mengetahui semua hal, masa kini dan masa depan. Aku adalah dewa nyanyian dan lyre. Panahku selalu mengenai sasaran; tetapi, alas! panah yang lebih dashyat dari panahku menghujam ke hatiku! Aku adalah dewa obat-obatan, dan mengetahu semua tanaman penyembuh. Alas! Aku menderita penyakit yang tidak ada obat yang dapat menyembuhkan!”
Daphne terus belari menghindar. Bahkan ketika berlari dalam ketakutan, Daphne tetap memikat Apollo. Angin meniup selendang bajunya, dan membuat rambutnya tergerai ke belakang.
waterhouse_apollo_and_daphne3Pengejaran semakin sengit dan Daphne mulai merasakan tenaganya mulai meninggalkan tubuhnya sedangkan Apollo semakin mendekat. Dia merasakan hembusan nafas Apollo di rambutnya. Akhirnya dia benar-benar tenggelam dalam lautan keletihan, dengan sisa tenaga dan waktu dia memanggil ayahnya, dewa sungai: “Tolonglah aku, Peneus! Buka tanah ini dan tutupi aku, atau ganti bentuk tubuh dan mukaku yang telah membuatku jatuh dalam keadaan yang membahayakan diriku saat ini!” Dengan sangat ketakutan dia berbicara, seketika juga kekakuan mulai merambat ke seluruh bagian tubuhnya; dadanya mulai tertutup oleh kulit kayu yang lunak; rambutnya menjadi dedaunan; lengannya menjadi cabang-cabang; kakinya terbenam ke bumi dan menjadi akar; mukanya menjadi bagian batang pohon yang paling atas, menghilangkan semua yang dimiliki olehnya kecuali kecantikannya. Apollo terkejut. Dia mententuh batang pohon, dan merasakan daging yang masih bergetar di bawah kulit pohon yang masih baru. Dia memeluk cabang-cabangnya dan mendaratkan banyak ciuman ke batang wood. “Karena kau tidak dapat menjadi istriku,” katanya, “kau tetap akan menjadi pohonku. Aku akan mengenakan kau sebagai mahkotaku; Aku akan menjadikan kamu sebagai harpaku dan tempat anak panahku; dan ketika para penakluk Roman membawa kemenangan ke Capitol, kau akan dirangkai menjadi rangkaian bunga sebagai mahkota mereka. Dan seperti keabadianku, kau akan selalu hijau, dan daun-daunmu tidak akan gugur.” Daphne berubah menjadi pohon Laurel (Salam), membungkukkan kepalanya sebagai ucapan terimakasih kepada Apollo.

Sabtu, 26 November 2011

Legenda Yunani.....!!!!
Dewa Orpheus "Musik dan Keabadian Cinta"

Bulan Februari identik dengan kebahagiaan, kemesraan dan kasih sayang bagi para pencinta. Apalagi menjelang perayaan hari Valentine atau hari kasih sayang yang begitu ramai dan popular di Negara-negara barat, khususnya Eropa.

Rasanya, ini waktu yang tepat untuk mengulas sebuah kisah cinta abadi dari jaman Yunani kuno. Sebuah percintaan yang mengagumkan, mengharu biru dan penuh perjuangan dan pengorbanan. Dan para dewa pun  terkesima di buatnya. Kisah si ahli music “ORPHEUS” 
Patung Orpheus, by Lybomir LAzarov
Dalam dongeng-dongeng bangsa Romawi dan Yunani jaman dahulu, disebutkan adanya seorang ahli music bernama Orpheus. Saat Orphus memetik senar dawainya, seluruh alam terpesona. 

Orpheus  adalah putra Apollo, dewa terang, dengan Calliope, dewi musik dan puisi epik. Selain tampan dan berbudi luhur, Orpheus merupakan pemusik yang handal. Apabila jari-jarinya  telah diayunkan pada dawai-dawai liranya dan suaranya yang merdu bersenandung, tak satupun yang tidak terpesona dibuatnya. Bahkan hewan-hewan buas akan berbaring berdampingan dengan mangsanya dan pepohonan seolah tercabut dari akarnya untuk mendengarkan permainan  lira dan suara Orpheus yang memikat.

Suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan dalam hutan, Orpheus berjumpa dengan Eurydice, seorang peri hutan yang jelita. Mereka saling terpesona dan jatuh cinta. Hati Orpheus tertawan oleh sinar mata Eurydice yang lembut dan gerai rambut hitamnya yang lincah berayun, sedangkan Eurydice terpesona oleh sosok Orpheus yang gagah. Mereka kemudian mengikrarkan diri untuk menjadi pasangan yang abadi. 

Orpheus & Eurydice

Sungguh pasangan yang serasi. Sebab selain kejelitaan Eurydice sebanding dengan ketampanan Orpheus, hanya Eurydicelah yang mampu menari dengan indahnya diiringi permainan musik Orpheus. Berdua mereka hidup dalam kebahagiaan yang berakar pada cinta sejati yang telah dianugerahkan dan mereka pelihara bersama. 

Sayang sekali kebahagiaan mereka tidaklah sekekal cinta mereka. Para Parcae, dewi-dewi takdir, yang keras hati telah memutuskan riwayat Eurydice harus berakhir.

Orpheus benar-benar patah hati dan sangat kehilangan kekasihnya, maka ia pun meratap dengan memetik dawai hingga lagu sedihnya memenuhi hutan.


Dunia seakan kiamat bagi Orpheus. Hari-hari dan mimpi malamnya dihantui oleh bayangan Eurydice yang seolah mengajaknya melanjutkan nyanyian dan tarian yang tak sempat terselesaikan di lembah tersebut. Akhirnya timbul tekad yang sungguh berani dalam diri Orpheus. Dia memutuskan pergi ke Hades, kerajaan orang-orang mati, untuk menjemput kembali jiwa Eurydice.


Orpheus memang bukan pahlawan seperti Hercules yang sanggup menyelesaikan dua belas tugas raksasa. Bukan pula Theseus yang membunuh Minotaur, makhluk setengah manusia setengah banteng yang memangsa rakyatnya. Dia juga bukan Jason yang memimpin para pahlawan mengambil bulu domba emas di Colchis. 

Namun cintanya yang besar pada Eurydice dan derita berat yang harus ditanggung karena kehilangan dirinya telah memberi Orpheus keberanian dan kekuatan seluruh pahlawan. Banyak orang berusaha membujuk agar dia mengurungkan niatnya.

Dia pergi meninggalkan kerajaannya untuk menuju ke Hades. Baru saja kakinya melangkah masuk ke dalam kegelapan gua di kaki Gunung Avernus yang berhubungan dengan Hades ketika seseorang menepuk pundaknya. Ternyata orang tersebut adalah, duta dewata yang bertugas mengantar jiwa-jiwa menuju ke Hades. Seperti yang lain, juga membujuk Orpheus membatalkan niatnya.

"Kukagumi keberanianmu mencoba melakukan hal yang bahkan membuat pahlawan seperkasa Hercules pun berpikir dua kali sebelum bertindak, Orpheus. Namun tidakkah kau tahu bahwa kau mencoba meraih yang tak teraih, mengharapkan sesuatu yang mustahil? 

Tidak tahukah kau bahwa Pluto penguasa Hades buta terhadap penderitaan manusia dan tuli terhadap isak tangis mereka? Hanya kekecewaanlah yang akan menantikan di penghujung perjalananmu Orpheus, karena itu urungkanlah niatmu! Mari kuantar kau kembali ke atas sana." Tetapi keteguhan hati Orpheus tak tergoyahkan. "Antarkan aku menghadap Pluto Penguasa Hades!" adalah jawaban Orpheus kepada. Ada sesuatu dalam suaranya yang membuat berdiam diri sejenak sebelum kemudian maju memimpin langkah-langkah Orpheus menuju Hades.

Akhirnya setelah berjam-jam menembus kesenyapan dan kegelapan di sekeliling mereka, tibalah mereka di tepian Sungai Styx, sungai suci yang harus diseberangi para jiwa agar sampai di Hades. Terdengar bunyi gemercik air yang jatuh di atas bebatuan. Dari jauh tampak sosok kurus Charon, dewa yang bertugas menyeberangkan jiwa-jiwa, menepikan perahunya. Mulanya dia menolak menyeberangkan Orpheus karena Orpheus adalah makhluk hidup yang tidak boleh masuk ke dalam kegelapan Hades. 

"Tidak tahukah bahwa aku hanya membawa jiwa-jiwa saja menyeberangi sungai ini dengan perahuku? Kau makhluk fana yang berdaging dan berdarah pulanglah! Tunggulah giliranmu mati untuk kuseberangkan ke sana!"

Orpheus hanya terdiam, kemudian disapukannya jari-jarinya pada dawai-dawai liranya. Ting-a ling-a-ling! Suara yang demikian jernih bergema di kesunyian Hades. Mata Charon terbelalak takjub mendengarkan nada-nada mempesona yang belum pernah didengarnya sebelumnya. "Suara apa ini?" tanyanya. Orpheus melangkahkan kakinya dengan mantap menaiki perahu sambil terus memainkan liranya diikuti olehnya.

Charon terus mendengarkan nada-nada indah yang mempesonakan dirinya, sehingga kemudian tanpa disadarinya direngkuhnya dayung. Dan perahu tersebut meluncur di atas permukaan sungai suci yang tenang tersebut sampai ke seberang, di depan gerbang Hades.

Hal yang sama terjadi pada Cerberus. Anjing penjaga gerbang Hades, yang termashyur karena kegarangannya terhadap makhluk yang mencoba memasuki atau jiwa-jiwa yang berusaha keluar dari Hades, tersebut demikian terbuai oleh musik Orpheus sehingga mengizinkannya lewat...

Di Hades,  Orpheus menjumpai pemandangan yang suram tak menyenangkan. Tampak olehnya jiwa-jiwa berbaris menunggu keputusan dijatuhkan oleh Justitia, dewi keadilan, dan Hakim-hakim Hades bagi mereka apakah mereka harus melanjutkan hidup di Tartarus (neraka) atau di Padang Elysium (surga) sesuai dengan perbuatan mereka semasa hidup. Duduk di atas tahta Hades yang bertatahkan batu-batu mulia Pluto, penguasa Hades yang keras hati, dewa yang ditakuti setiap makhluk hidup. 

Di sampingnya duduk Proserpine, ratu Hades sendiri. Di sekeliling mereka berdirilah tiga Fury atau Eumenides: Tisiphone, Megaera, dan Alecto, yaitu dewi-dewi pembalasan yang bertugas menghukum jiwa-jiwa yang semasa hidupnya berbuat jahat. Wajah Pluto yang sudah menakutkan tersebut tampak lebih seram ketika dilihatnya datang beserta Orpheus.

"siapakah makhluk kurang ajar ini yang merasa dunia berada dalam genggaman tangannya sehingga tanpa menyayangkan hidupnya sendiri berani datang kemari, ke kerajaan orang-orang matiku?" geram Pluto kepada Mercury. Segera Orpheus menjelaskan siapa dirinya dan maksud kedatangannya. "Penguasa Hades yang agung, aku Orpheus, putra Apollo dari Calliope, datang kemari untuk menjemput jiwa istriku.",

"Peri hutan Eurydice. Kami hidup berbahagia di atas sana sampai pada hari saat takdir kejam merenggutnya dari sisiku. Kini aku memohon kemurahan hatimu agar bersedia mengembalikan jiwa Eurydice pada kehidupan. Sebab kurasakan terlalu singkat kebahagiaan yang telah kami nikmati, terlampau pendek hari-hari yang telah kami jalani bersama."

"Lancang! Kesombongan macam apa yang kau pertontonkan di hadapanku ini? Tak tahukah kau bahkan Jupiter Penguasa Semesta, sendiri enggan untuk meminta padaku mengembalikan jiwa orang yang telah mati kembali pada kehidupan? Dan kau! Atas nama siapa yang telah membuatmu berani mengajukan permohonan yang mustahil ini?" 

"Atas nama Cinta yang telah melahirkan kehidupan, yang kuasanya mencakupi seluruh makhluk dan mengatasi kita semua, bahkan para dewa-dewi. Atas namanyalah aku datang kemari dan berdiri memohon di hadapanmu."

"Cinta!" ujar Plutodingin, "untuk apa kaubawa-bawa Cinta dalam hal ini? Apa urusannya Cinta dengan orang-orang mati? Terangkan padaku, Orpheus, apa arti Cinta!"

Orpheus ketika menjumpai penguasa Hades
 "Penguasa Hades yang agung, sungguh aku tak pernah berkehendak mengguruimu tentang makna Cinta, tetapi dengarlah apa arti cintaku pada Eurydice! Panjang jarak yang harus kutempuh kemari, bukannya sedikit bahaya yang menghadang di perjalananku, Sungai Styx telah kuseberangi, dan Cerberus kuhadapi. Segala derita kutanggung dan susah payah kuabaikan hanya dengan harapan agar Eurydice boleh kembali ke sisiku. Dialah belahan jiwaku dan pangkal kebahagiaan hidupku. Jika ini tak layak disebut Cinta, maka aku tak tahu lagi apa yang dimaksud dengan Cinta."

Orpheus menyampaikan semua hal tersebut dalam nyanyian diiringi petikan dawai-dawai liranya. Dalam sekejap semua makhluk di Hades terdiam. Tak ada satupun yang bersuara. Semuanya seakan terbius oleh permainan lira Orpheus dan suaranya yang mengalun merdu. Pluto sendiri, yang telinganya terbiasa oleh ratapan jiwa-jiwa yang menangisi orang-orang yang mereka tinggalkan, tersentuh hatinya oleh nyanyian Orpheus. 

Terlebih-lebih bagi Proserpine yang juga merupakan dewi musim semi. Nyanyian tersebut menembus jiwanya. Teringat olehnya hari-hari bahagianya di atas sana sebelum diperistri Pluto. Teringat olehnya akan hangatnya sinar matahari, akan kicau burung yang merdu, gemercik air sungai yang sebening kristal dalam perjalanannya menuju ke hilir, dan akan pasangan-pasangan kekasih yang berlarian di padang bunga yang bermandikan cahaya matahari yang keemasan, sehingga tanpa disadari air matanya telah berderai membasahi pipinya.

"Orpheus, oh, Orpheus! Kasih!" tiba-tiba terdengar satu suara menyeruak keheningan di antara yang hadir...

Nyanyian Orpheus terhenti. Dari barisan para jiwa muncullah Eurydice yang segera berlari mendapatkan kekasihnya. Orpheus berusaha merengkuh bayangan Eurydice dalam pelukannya. Namun karena sebagai jiwa Eurydice tak dapat disentuh makhluk hidup, akhirnya mereka hanya dapat saling memandang ke dalam mata mereka yang penuh kerinduan akan satu sama lain. 

Semua yang hadir terkejut campur cemas menyaksikan hukum yang telah digariskan dewata dilanggar. Yang mati bersatu dengan yang hidup. Tak ada yang dapat membayangkan kemurkaan Pluto penguasa Hades dan hukuman yang akan dijatuhkannya. 

Mercury buru-buru, memisahkan Eurydice dari Orpheus. Pluto penguasa Hades terdiam menyaksikan adegan tersebut. Namun hanya sekejap. Ketika dilihatnya air mata mengalir di wajah Proserpine hatinya yang keras pun melunak. Dia bangkit dari tahtanya dan dengan suara berat bersumpah akan mengabulkan apapun permohonan Orpheus.

"Demi air Sungai Styx yang mengalir di kerajaan ini, katakan kepadaku apa yang kau kehendaki, dan aku akan memberikannya kepadamu!" Orpheus memohon agar jiwa Eurydice boleh kembali bersamanya ke dunia untuk melanjutkan hari-hari bahagia mereka. "Penguasa Hades yang agung, semoga kau mengizinkan Eurydice kembali bersamaku ke atas sana melanjutkan hari-hari penuh cinta kami. 

Tak kuasa aku membayangkan dia harus berada di tempat ini tanpa diriku atau aku di atas sana tanpa dirinya. Biarkan dia kembali agar aku boleh menghayati lagi kebahagiaan yang ditimbulkan oleh cintanya dan dia oleh cintaku. Bila hal ini tidaklah mungkin, semoga engkau berbelas kasih mengizinkan aku tinggal di sini di sisinya." "Biarlah terjadi seperti kehendakmu Orpheus. Tetapi sebagaimana aku menepati sumpahku, kau juga harus berjanji padaku untuk memenuhi syarat yang kuberikan," kata Pluto.

"Katakan saja, Penguasa Hades yang agung! Bersama Eurydice di sampingku, tak ada syarat yang terlalu berat untuk kujalani ." Kemudian Pluto bersabda, "Biarlah jiwa Eurydice berjalan mengikutimu kembali ke dunia atas sana. Namun pantang bagimu menengok ke belakang, ke arahnya, selama kau berada dalam kegelapan Hades. Jika syarat ini kau langgar, maka Eurydice akan kembali berada di sini, di antara jiwa-jiwa yang lain, saat itu juga.

Orpheus menyanggupi syarat yang tampaknya ringan tersebut. Kemudian pasangan kekasih tersebut meninggalkan Hades. Gerbang Hades yang dijaga Cerberus telah mereka lewati, demikian pula Sungai Styx telah mereka seberangi. Sejauh itu Orpheus sanggup menahan diri untuk tidak menengok ke belakang.

Namun semakin jauh mereka meninggalkan kegelapan di belakang, semakin gelisahlah hati Orpheus diusik keragu-raguan. Apakah jiwa Eurydice mengikutinya? Apakah raungan Cerberus tidak membuat gentar jiwa Eurydice melangkah keluar dari gerbang Hades? Apakah Charon tidak menolak menyeberangkan jiwa Eurydice? Oh dewa! Kalau saja dia boleh yakin bahwa Eurydice ada bersamanya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengusik batin Orpheus. Semakin jauh langkahnya menuju terang, semakin gelaplah pikirannya. 

Orpheus & Eurydice di ujung goa Hades
Akhirnya, tak tahan oleh keragu-raguan yang mengusik hatinya, Orpheus melanggar syarat yang diberikan oleh penguasa Hades. Dia menoleh ke belakang untuk melihat jiwa Eurydice.

"...pantang bagimu menengok ke belakang, ke arahnya, selama kau berada dalam kegelapan Hades...."

Maka... "Orpheus, ah, Orpheus! Ketidaksabaranmukah? Keragu-raguanmukah? Atau takdir kejamkah yang mengkhianati cinta kita dan membuatmu melanggar syarat yang telah diberikan padamu atas kesempatan bagi kita untuk bersatu kembali? Kuulurkan tanganku padamu namun kutahu aku tak mungkin lagi menjadi milikmu di dunia atas sana?" desah jiwa Eurydice memilukan. 

Dan Orpheus melihat bayangan Eurydice memudar dalam kegelapan Hades. Sia-sia lengannya terulur mencoba menggapai jiwa Eurydice. Bayangan Eurydice telah sirna. Dia berlari kembali mencoba mengejarnya. Sampai di tepian Sungai Styx dia memohon dengan ratapan pada Charon agar bersedia menyeberangkannya. Namun kesempatan kedua tak pernah ada bagi Orpheus. Charon menulikan telinganya terhadap permohonan Orpheus.

Akhirnya karena lelah meratap dan memohon Orpheus kembali ke tempatnya kehilangan Eurydice untuk kedua kalinya. Sungguh kehilangan yang sekali ini lebih berat dirasanya daripada kehilangan yang pertama. Dan sungguh ironis! Ditemukannya liranya menggeletak hanya dua langkah dari tempat yang disinari matahari.

Orpheus kembali ke dunianya. Hari-harinya dijalaninya dengan murung dan penuh duka. Tak ada lagi yang mampu mengembalikan gairah hidupnya. Bahkan bayangan Eurydice pun tak mampu membuatnya bersemangat kembali, karena dia tahu betapa sia-sia mengharapkan kemurahan dewata agar Eurydice kembali ke sisinya. 
Kesedihan Orpheus

Dia memutuskan untuk tidak kembali ke Thrace melainkan mengembara membawa luka di hatinya. Seolah ingin disuarakannya kepedihan hatinya dan ketidakadilan dewata terhadapnya ke seluruh pelosok dunia. Dan dawai-dawai liranya pun tak pernah lagi mengalunkan lagu suka.

Suatu ketika tibalah Orpheus di suatu desa yang sedang merayakan festival untuk menghormati Bacchus, dewa anggur dan keriangan. Para wanita yang hadir dalam festival tersebut membujuk Orpheus agar memainkan liranya untuk mengiringi hymne suci bagi Bacchus. 

Dalam dukanya Orpheus menolak. Rupanya penolakan tersebut menimbulkan amarah bagi wanita-wanita pemuja Bacchus. Dalam keadaan mabuk oleh anggur yang mereka minum dalam festival, mereka menyerang Orpheus dengan golok dan sabit dan mencabik-cabiknya beramai-ramai. Terlalu berat dibebani duka di hatinya Orpheus tidak berusaha melawan.

Ketika sadar para wanita tersebut terkejut dengan apa yang telah mereka perbuat. Namun terlambat! Orpheus telah mereka bunuh. Kepalanya hanyut dibawa arus Sungai Hebrus sementara bibirnya masih terus menggumamkan sebuah nama. Nama yang hidup abadi dalam hatinya, Eurydice. Para peri yang menemukan kepala Orpheus kemudian menguburkannya di Libethra di lereng Olympus.

Di sana burung-burung penyanyi berkicau lebih merdu daripada burung-burung di tempat lain sejak saat itu. Jiwa Orpheus yang meninggalkan tubuhnya meluncur ke kegelapan Hades. Di sana jiwanya bertemu dan bersatu dengan jiwa Eurydice.
Meskipun kegembiraan dan keceriaan tak dikenal di Hades yang suram, namun jiwa Orpheus berbahagia dengan jiwa Eurydice, sebab cinta mereka telah mengalahkan maut itu sendiri. 

Dan lira Orpheus? Lira tersebut terbawa ombak sampai ke Pulau Lesbos dan terdampar di pantainya. Berhari-hari bahkan berbulan-bulan alat musik itu tergeletak di sana. 


Ketika debur ombak terus menyentuh dawai-dawainya dengan berirama, terciptalah melodi-melodi indah yang mengalun sampai ke telinga Apollo yang lalu memungut lira putranya tersebut dan meletakkannya di angkasa, di antara bintang-bintang, menjadi rasi bintang Lira.

Setelah kemegahan dan kemulian kedua bangsa tersebut berlalu, maka dongeng-dongeng itu di anggap cerita bohong yang bersumber dari khayalan dan keraguan saja. Dongeng-dongeng itu kini tidak lebih dari mimpi-mimpi yang tercipta oleh bayang-bayang lamunan manusia.
 
Adapun Legenda ini menjadi inspirasi game Shin Megami Tensei: Persona 3
Untuk info lbih jelas silahkan lihat http://megamitensei.wikia.com/wiki/Main_Page.

.^_________^.

Senin, 21 November 2011

AUDITION 2.....
   adalah sebuah game yang diluncurkan oleh Yedang Hiburan dan Ndolfin walau masih dlm Open Beta. Sudah beberapa hari di Open Beta dan sekarang, tapi hanya untuk pemain yang terletak di daerah PC kafe tertentu. Mengharapkan banyak trek musik Korea terbaru gadis favorit Anda dan kelompok boy band di Audition 2. Jika Anda sedikit penasaran seperti apa gameplay seperti, itu cukup banyak hampir sama dengan Audition asli dengan banyak mode baru bersama dengan mode lama dari seri Audition asli.

Jika Anda koneksi dari luar Korea, beberapa negara dan daerah yang dipilih IP yang diblokir, Anda dapat selalu menggunakan proxy untuk melewati ini. Mungkin karena Audition 2 mungkin berada di jalan itu ke negara lain! Nantikan video gameplay segera!

Pengembang : Yedang Hiburan - Ndolfin
Penerbit Permainan : Yedang Hiburan - Ndolfin
Situs permainan : http://audition2.ndolfin.com/

Rabu, 16 November 2011

Legenda di Jepang, Korea, dan jga Cina

Sebagian mungkin ada yang sudah tau mengenai 4 penjaga mata angin, yaitu Suzaku, Seiryuu, Genbu, dan Byakko. Pemain Nexia ato pembaca Samurai Deeper Kyo pasti tau dengan hewan-hewan mistik ini.
Mari kita mulai bahas satu per satu..

1. SUZAKU - Sang Penjaga Selatan
(Korean : Jujak; Chinese : Zhu Que)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitDuSMYogt_2ai8Rwm_ACtfBTA5BYNQLcMjWCnTtMu6m3e3Z24L-XymXqZVrD5BmWelEM-oW4YdsTlJABHO6UcoNz_5iZfiCdGOxgP5qkFf2uL5SCFayhCjQNwTBVXq6VJOoSyz2UL79A/s400/01suzaku%5Bgeghans.blogspot.com%5D.jpg
Burung Zhu Que adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Menurut Wu Xing, Tao-unsur lima sistem, mewakili unsur api, arah selatan, musim panas. Jadi kadang-kadang disebut burung Vermilion Selatan dan juga dikenal sebagai Suzaku di Jepang dan Jujak di Korea. Hal ini sering keliru untuk Fenghuang karena kesamaan dalam penampilan, tetapi dua makhluk berbeda. Fenghuang adalah raja dari burung, sementara Vermilion Burung adalah makhluk roh mitologis dari konstelasi Cina.

Burung Suzaku yang merupakan burung yang elegan dan mulia baik dalam penampilan dan perilaku, sangat selektif dalam apa yang makan dan tempat bertengger, dengan bulu-bulu dalam berbagai warna dari oranye kemerahan.
Suzaku yang sering dikaitkan dengan mitos Phoenix karena asosiasi mereka dengan api.

2. SEIRYU - Sang Penjaga Timur
(Korean:ChungRyong; Chinese:Qing Long)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZZn0eKKlO67f-M3hVy0jY2tQrcvjD8_U_iT6XCcpUV2nFKuYr-20OwRrWrTrFM5daKUmDcN9EqlkjHYhYH5DsttsyW1z_YBCm0XZKgHp2cp2kps8I4osPDZynOC4gScB2gnAVTmgZ_nU/s400/02seiryu%5Bgeghans.blogspot.com%5D.jpg
Seiryu adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Kadang-kadang disebut Naga Azure dari Timur, dan dikenal sebagai Seiryuu di Jepang dan Cheongryong di Korea. Ini mewakili timur dan musim semi. Menurut Wu Xing, Seiryu berelemen kayu (Wood). Jangan terkecoh dengan mitologi naga kuning yang berhubungan dengan Kaisar Cina.

Di Jepang, Azure Dragon (Seiryuu) adalah salah satu dari empat roh wali kota dan dikatakan untuk melindungi kota Kyoto di timur. Barat dilindungi oleh Macan Putih, di sebelah utara dilindungi oleh Black Tortoise, selatan dilindungi oleh Vermilion Bird, dan pusat dilindungi oleh Yellow Dragon. Di Kyoto terdapat kuil untuk masing-masing roh penjaga. The Azure Dragon ini diwakili dalam Kuil Kiyomizu di timur Kyoto. Sebelum pintu masuk candi terdapat patung naga yang katanya minum dari air terjun di dalam kompleks candi di malam hari. Oleh karena itu setiap tahun diadakan upacara untuk menyembah naga dari timur.

Di Jepang, naga biru adalah salah satu dari empat roh wali kota dan negara bagian yang melindungi kota Kyoto di timur. Barat dilindungi oleh Byakko, Genbu utara dan selatan oleh Suzaku.

Di Kyoto terdapat kuil untuk masing-masing roh penjaga. Kiyomizu Temple adalah naga biru. Sebelum memasuki candi adalah sebuah patung naga, yang katanya akan minum di tengah malam dari sumber di dalam kompleks candi. Kemudian berkumpul di upacara untuk menyembah naga dari timur.

3. BYAKKO - Sang Penjaga Barat
(Korean:Baekho; Chinese:Xi Fang Bai Hǔ)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_IWDJ5E12r_HMWg4iotHj0q5agz5I3tXY2fMVGTVgBv957vwa5CreHsjL0fPR-6RfbH525FJAo7IpL30dQadV2M05LbdtQNs4Wy0NU0NhB6B36n4dmG81YDVn2v7KaLlubI57vTzf0UI/s400/03byakko%5Bgeghans.blogspot.com%5D.jpg
Macan Putih adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Hal ini kadang-kadang disebut Macan Putih Barat, dan dikenal sebagai Byakko di Jepang dan Baekho di Korea. Ini mewakili barat dan musim gugur, dan unsur besi.

Selama Dinasti Han, orang-orang percaya bahwa harimau menjadi raja dari semua binatang. Legenda menceritakan bahwa ketika seorang harimau mencapai 500 tahun, ekornya akan menjadi putih. Dengan cara ini, harimau putih menjadi semacam makhluk mitologis. Konon harimau putih hanya akan muncul ketika kaisar memerintah dengan kebajikan mutlak, atau jika ada perdamaian di seluruh dunia. Karena warna putih dari cina juga mewakili lima unsur barat, harimau putih dengan demikian menjadi wali mitologi barat.

Dalam Kitab Tang, yang reinkarnasi dari Byakko adalah Li Luo Cheng dan reinkarnasi Seiryu adalah dikatakan sebagai pemberontak dinamakan Xiongxin . Mereka berdua adalah saudara bersumpah pada Qin Shubao, Cheng Zhijie dan Yuchi Jingde. Jiwa mereka setelah kematian dikatakan memiliki tubuh pahlawan baru Dinasti Tang dan Dinasti Liao, Xue Rengui dan Dia Suwen
Dalam beberapa legenda dari Dinasti Tang, Rengui Xue ia dikatakan sebagai reinkarnasi dari Byakko, dan musuh bebuyutan, Dinasti Liao pangeran Suwen Dia adalah reinkarnasi dari Seiryu.

4. GENBU - Sang Penjaga Utara
(Korean : Hyunmoo; Chinese : Xuan wǔ)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjejPoo84hTFrPsqEXcYwNGSMD4-6-sBr1V4FolxOWLF6yFtOP5hLNf-LRswfvOwP-NhntH9EqnjqrMXIubWZIpUQrfkbGSCklLEmTEQNYFi2YoDUx089fD15NKCXxHDEIdLd9y9GxvxKA/s400/04genbu%5Bgeghans.blogspot.com%5D.jpg
Kura-kura Hitam dari Utara atau Shadow Warrior adalah salah satu dari empat titik kardinal dan totem binatang zodiak Cina. Hal ini juga salah satu dari empat fantastis hewan dari teori empat elemen. Genbu mewakili arah Utara dan berhubungan dengan air.

Nama cinanya terdiri dari Xuan, "kabur" dan wǔ, "pejuang", merujuk pada cangkangnya baju besi. Juga disebut "kura-kura-ular", biasanya digambarkan sebagai seorang penyu di sekitar yang melilitkan ular. Wujud ini bisa menjadi mitos asal mengklaim bahwa kura-kura laki-laki sering tak berdaya, menyatukan wanita dengan ular. Kepercayaan ini di balik simbolisme yang kontradiktif binatang suci sejak zaman dahulu karena kembali representasi alam semesta, kadang-kadang tidak bermoral.

Penyu hitam adalah yang terbesar dari astrologi totem binatang karena aturan seperempat utara zodiak yang merupakan bintang kutub, sumbu dari langit dan rasi bintang yang mengatur kelahiran, kematian dan umur panjang.


*Catatan
Bagi yang udah pernah baca Samurai Deeper Kyo: Nah, Kyo ngeluarin jurus trakhir diluar dari 4 hewan diatas. Hewan tersebut merupakan sentral dari 4 titik mata angin. Inilah hewan tersebut :
5. HUANG LONG

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuJ5rcyagc9ZvhSTvfFq8EjGf6ijZ_hT5utZxW1LgNxPYaXDVjXtZxmbuvsvtX4BddxCnAdI_k-KVMAzRbVRFWuiH_FaKT7v_60o8ZpNIMLfwqM2wPMpmoAeELDPa7eg7B2SUR14drLjo/s400/05huanglong%5Bgeghans.blogspot.com%5D.jpg
Disebut juga dengan Naga Kuning. Di beberapa budaya Asia khususnya China, terkadang ada yang menambahkan hewan kelima dalam 4 Hewan Penjaga Mata Angin. Nah hewan ini penjaga titik Tengah, dan berunsur Tanah.

Huang Long adalah naga yang tak bertanduk yang keluar dari sungai Luo dan memberikan Kaisar Fu Xi kemampuan untuk "menulis". Menurut legenda, ketika Fu Xi melihat hewan ini, ia begitu besar hingga membelah langit. Hewan ini bangun, tertidur dan bernafas tergantung dari siang dan malam, musim dan cuaca. Dalam mitologi Jepang, Huang Long tidak muncul, karena elemen kelima dalam mitologi Jepang adalah ketiadaan, dan tidak ada binatang yang melambangkan hal tersebut.